Selasa, 22 April 2014

Kecepatan Relatif

Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per sekon (m/s atau ms-1).
Kecepatan biasa digunakan untuk merujuk pada kecepatan sesaat yang didefinisikan secara matematis sebagai:
\mathbf{v} = \lim_{\Delta t \to 0}{{\mathbf{r}(t+\Delta t)-\mathbf{r}(t)} \over \Delta t}={\operatorname{d}\mathbf{r} \over \operatorname{d}t}
dimana \mathbf{v} adalah kecepatan sesaat dan \mathbf{r}(t) adalah perpindahan fungsi waktu.

Sedangkan Kecepatan relatif adalah selisih dua buah kecepatan,
Kecepatan A menurut B: v_{AB} = \frac {v_{AO} + v_{OB}}{1+ \frac {v_{AO} \times v_{OB}}{c^2}}
Dengan titik O adalah sebuah acuan yang berada di antara A dan B.
Keterangan:
  • VAB: Kecepatan benda A relatif terhadap kecepatan benda B.
  • VAO: Kecepatan benda A relatif terhadap acuan O.
  • VOB: Kecepatan benda B relatif terhadap acuan O.
  • c: kecepatan cahaya (3 x 108 m/s2)

Tapi tenang gue gak akan bahas tentang fisika, karena wajah kalian nampaknya sudah sangat tegang, keringat bercucuran, airmata mengalir, *lah. Lagi pula saat-saat ini, itu semua sudah berakhir *tsah, setidaknya untuk sementara

Saat lewat jalan Toll Ungaran-Bawen yang baru di buka Jumat 04-04-2014 pukul 14.00 kemarin gue menemukan sebuah rambu yang menyatakan Kecepatan Minimal 60km/jam Kecepatan Maksimal 80km/jam (sebenarnya semua tol ada sih). Just FYI itu artinya batas kecepatan yang direkomendasikan untuk melaju di jalan tol tersebut. Jika terlalu lambat akan mengganggu lalu lintas kendaraan lainnya, dan jika terlalu cepat akan lebih besar resiko kehilangan kendali dan mengakibatkan kecelakaan. 

Terus apa? penting gitu? ya enggak sih terserah kalian aja nganggepnya gimana. Tapi sesungguhnya ada hal yang bisa kita petik dari rambu tersebut, bukan! bukan di petik untuk di bawa pulang melainkan ada sebuah pelajaran yang bisa kalian terapkan dalam kehidupan sehari dua/sehari2. 

Dalam menjalani kehidupan yang di dunia yang fana ini kita harus senantiasa menjaga ritme laju kita. Ya kurang lebih seperti rambu yang tadi. Kita harus dapat menemukan kecepatan ideal kita masing-masing. 

Saat kehidupan sudah bergerak dengan cepat ini jika pergerakan kita lebih lambat dari yang lain maka kita akan di overtake oleh orang-orang yang lebih cepat, serta impian kita tidak akan tercapai atau mungkin bisa saja tercapai akan tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sehingga saat orang-orang lain yang mencapai impiannya yang lain anda masih tertinggal. Atau bisa saja kita di sruduk/tusuk/tabrak/tusbo* eh dari belakang. karena sesungguhnya menurut filosofi jawa "Alon-alon ra kelakon"

Akan tetapi jika kita terlalu cepat resiko tergelincir/slip/oversteer menjadi lebih tinggi. Bukannya mencapai tujuan kita justru akan terjatuh dan tak bisa bangkit lagi *nyanyi. Bukannya bagus ya kalau kita kita lebih cepat dari yang lain? Eitss! belum tentu, hal itu justru akan membahayakan jika kecepatan sudah melebihi batas kemampuan diri anda.

So, sahabat saya yang kuper. Marilah kita melaju menjalani kehidupan ini dengan kecepatan ideal kita masing-masing. Carilah kecepatan ideal anda sendiri-sendiri, trial & eror itu wajar untuk menguji seberapa hebat & mampu diri anda. Setelah anda menemukanya, let it flow.

Sehingga wajar jika akhirnya Einsten mengemukakan Hukum Relativitas. Karena semua yang ada di Dunia ini sesungguhnya subjektif atau bisa di bilang RELATIF. Pro Kontra itu wajar begitupun Oposisi dan Koalisi. Eh Cawapres yang mendampingi Jokowi jadinya siapa ya? *udahsekiantambahgakjelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger