Minggu, 25 Mei 2014

KODE

KODE menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
kode /ko·de/ n 1 tanda (kata-kata, tulisan) yg disepakati untuk maksud tertentu (untuk menjamin kerahasiaan berita, perintah, dsb); 2 kumpulan peraturan yg bersistem; 3 kumpulan prinsip yg bersistem;

That's why pesan kode yang anda ingin sampaikan sering tidak mendapat respon oleh penerima (receiver). Bukan karena gak PeKa ataupun sejenisnya (yang sejenis apa ya?). Sesungguhnya itu bukanlah salah seorang penerima kode (receiver), jika kode yang anda berikan tidak ada tanggapan, itu karena sesungguhnya memang kami semua tidak menyadari. Hal ini karena tidak pernah ada kesepakatan antara pemberi kode (bisa kita sebut Transmitter), dan penerima kode (Receiver). Padahal sudah jelas menurut penggertian dari KBBI bahwa kode adalah tanda (kata-kata, tulisan) yg disepakati untuk maksud tertentu *biar jelas gue garis bawah. Jadi jika tidak ada kesepakatan di antara kita *cielah wajar dong jika pesan yang ingin anda sampaikan tidak dapat diterjemahkan.

Contoh kejadianya seperti ini 



Namun, di sisi lain, kode yang anda kirimkan sebenarnya sudah tersampaikan namun bukan pada orang yang tepat, bisa dibilang salah sasaran. Kondisi seperti ini akan melahirkan individu-individu yang ke-GR-an. Hal ini juga yang mengakibatkan kadang kita lamban merespon kode karena ada resiko seperti yang disebutkan barusan. Akhirnya penerima kode (receiver) lebih memilih untuk diam, karena "Diam itu Emas." meskipun kadang "Diam belum tentu Emas, namus justru menghasilkan Emas." *pikir sendiri

Untuk menghindari hal tersebut, seharusnya anda melakukan konfirmasi kepada penerima kode terlebih dahulu sebelum anda memberikan kode tentang maksud dari kode anda tersebut. Misalnya, sebelum kita menggunakan kode Morse, tentu kita harus mempelajari tentang Morse terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah kejadian-kejadian seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saja masing sering terjadi miss komunikasi apalagi dengan menggunakan kode?, tentu resiko tersebut akan lebih besar.

Memang rumit jika membahas kode, ya namanya juga Kode aka Pesan rahasia aka Isyarat pasti memang sengaja dibuat seperti itu. Namun pesan saya, dalam merayakan Hari kartini ini (dulu  ngetiknya pas Hari Kartini, cuma terlalu lama ketimbun di Draf *curhat) alangkah baiknya kita dapat saling mengerti dan memahami.*cielah jangan saling menyalahkan. Agar dapat tercipta kehidupan bahagia dunia akhirat.

#SEKIAN

Rabu, 21 Mei 2014

Ungaran 2014 Part I (karena Petualangan sesungguhnya adalah pembelajaran)

 Pasca Ujian Nasional yang katanya Internasional kemarin, kami yang telah resmi menjadi pengangguran yang membutuhkan refresing ini mencoba menyalurkan hasrat kami secara baik dan benar. Akhirnya Hikking atau Muncak menjadi pilihan utama. Kerena kegiatan tersebut bisa meng-cover segala hal yang kami butuhkan pasca bertempur melawan soal UN. *fiuhh

Akan tetapi, seperti yang pernah gue bilang dengan temen gue kalau sesuatu yang "terlalu" direncanakan sulit terealisasi atau setidaknya memang seperti itu pengalaman gue. Nampaknya acara ini memang ada sedikit kendala. Pertama adanya delay jadwal keberangkatan dari jadwal semula tanggal 21 April 2014. Ada beberapa hal yang penyebab delay tesebut. First, kami ada janji dengan Bapak, iya Bapak kita semua*you know lah siapa. Second, Bang tongik paginya baru pulang dari malang *emang dia gak bisa cape' gak punya puser mungkin. Sehingga pada hari itu (Senin, 21 April) tidak jadi berangkat dan kami gunakan untuk main-main ke Sekolah sekalian menyiapkan checklist. (baca = modus mau liat Kartinian di SMA)

Akhirnya, kami semua jadi berangkat pada hari Rabu, 23 April 2014 dengan total 16 Orang yang terdiri dari 13 Cowok dan 3 Cewek *beuhh sadap!, serta menggunakan 8 motor. Rute yang kami tempuh kali ini melalui jalur Medini, yang berati kami lewat Boja, Kendal.Sesungguhnya hari itu kami sudah siap untuk berangkat sejak pukul 10.00 (sebenarnya). Namun, karena harus menunggu salah seorang teman kita yang sedang melaksanakan Wisuda (Ibunya) akhirnya kami berangkat pukul 13.30 setelah si Lita sampai rumah dan siap tentunya.

Rute yang kami tempuh kali ini memang beda dari biasanya, maksudnya yang biasanya kami tempuh, atau setidaknya yang biasanya saya tempuh. Karena saat pertama kali Hikking ke Ungaran kami atau Saya (karena tidak semua) melalui jalur pos Mawar, Sidomukti (pasar Jimbaran naik). Kali ini Kami akan naik melalui Medini, Boja, Kendal. Sehingga ini merupakan pengalaman yang baru bagi kami atau setidaknya gue. Sebelum berangkat kami tidak lupa melakukan Brifing tentang rute yang akan Kami tempuh (karena dikhawatirkan banyak yang mengalamu disorientasi). Setelah selesai, tidak lupa kami semua berdoa dahulu sebelum memulai perjalanan, semoga selamat, *amien.

Start dimulai, semua saling menggeber kendaraan masing-masing, dan sepertinya gue berada di barisan belakang *kampret bener emang, bersama Guruh dan Gokil (setidaknya ada temennya). Selain gue orangnya WOLES, gue sedikit tau lah rute yang dilalui jika hanya sampai daerah limut, tapi tidak ke Medini. dan sepertinya yang benar-benar tahu rute sampai Medini hanya Bang Tongik dan si Guruh. Kita semua saling berpencar, Gofur yang ada di belakang gue suruh contact yang lain. akhirnya ketemu si Risang dan Kukuh di Tugumuda, sudah ada 3 motor bersama kami. Gofur masih gue suruh contact yg lain, sampai di daerah Kalibanteng si Ancar yang saat itu bareng Lita telfon Motornya bocor di daerah Milo (SMP 2 Semarang). *Gubrak ini anak emang fix kantem sejak lahir. yang mebuat gue kaget adalah : Pertama, motornya bocor. kedua, kenapa dia bisa sampai SMP 2 SEMARANG (bener-bener disorientasi). Akhirnya kami bertiga mencari tempat menepi dan mencoba memberi arahan pada si Ancar yang ternyata sama si Levi untuk menuju ke jalan yang benar. Selanjutnya, kami memberitahukan kabar ini kepada Tongik.Yang gue yakin udah ada di depan, untuk menunggu. Bang Tongik memberi kabar akan menunggu di depan IAIN Walisongo Krapyak, Kami menyusul kesana dan menunggu Ancar disana *berharap dia tahu apa yang dia lakukan selama ini adalah salah.

(posisi Ancar, Lita, Levi, dan Intan dengan Kami)
Saat menunggu Ancar, Lita, Intan dan Levi

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit dan sepertinya lebih, kami semua melanjutkan perjalanan, tentunya setelah memberikan sedikit wasilah kepada mereka yang tersesat. Karena kami memang tidak membawa logistik kecuali Air Mineral, tidak lupa kami berhenti sejenak pada sebuah minimarket dengan inisial depanya Indo dan belakangnya Mart, untuk membeli beberapa makanan. Setelah itu petualangan kembali berlanjut dan kali ini track yang dilalui cukup seru bisa untuk cornering datambah track yang naik turun. tapi kami kembali terpisah. yang jelas depan gue ada si Kriwil dan belakang saya ada Ciponk. Sampai akhirnya gue sampai di pertigaan kehilangan jejak aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang *lah. Keputusan yang paling tepat saat disorientasi adalah berhenti, maka saya berhenti dan menunggu Ciponk dan Risang yang dibelakang saya. Akhirnya kami memilih satu jalan yang kami anggap benar, dan ternyata memang benar tidak beberapa lama kami menemukan Ancar dan Kriting sedang mengisi bensin. Katanya Bang Tongik masih mengejar Levi (mirip film india memang *halah) dan kami diperintahkan untuk turun dan menunggu di pertigaan tadi, dan hasilnya masih nihil.Bang tongik tidak menemukan mereka. Akhirnya kami coba contact, setelah tahu posisi masing-masing kami memutuskan untuk menentukan check point untuk tempat bertemu pasukan Kami (bang tongik) dan pasukan Guruh.

Setelah ketemu dan semua lengkap ternyata ada satu masalah serius, iya serius. Dompetnya Levi hilang *jeng jeng jeng, Guruh, Lefi dan Tongik kembali ke Indomart tempat kami membeli logistik sebelumnya untuk menelusuri jejak dan kami diminta stay disini agar tidak bubar lagi. Namun, hasilnya nihil. Kemungkinannya Dompet tersebut jatuh di jalan dan tak tahu kemana. Saat itu Levi nampak lesu, lemah, letih mungkin di Anemia, tapi bukan dia memang bersedih kami semua berkumpul dan peluk dia layaknya Teletubies. #Berpelukan. Setelah Levi mengikhaskan Dompetnya, kami lanjutkan perjalanan. Karena percayalah jika itu memang sudah menjadi milikmu pasti Tuhan akan mengembelikanya padamu dalam keadaan utuh (termasuk jodoh *mungkin).

Sampai di Medini kurang lebih sudah habis magrib, tidak lupa menunaikan kewajiban dan bersalin pakaian hangat sebelum melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.


kurang lebih itu jalur yang kami tempuh (naik motor) 
*note : belum termasuk nyasar dan balik arah karena salah rute

Tidak lupa kami Briefing lagi dan berdoa sebelum memulai perjalanan menuju Perumasan. Estimasi sekitar 3 jam berjalan kaki santai dan perjalanan kali ini di tempuh pada malam hari. Dalam suasana seperti ini kami diharuskan untuk selalu menjaga satu sama lain, singkirkan gengsi, jika gak kuat ya bilang. Jangan diem aja dan memaksakan diri nanti loe mati malah repot. Seperti yang di alami temen gue, sebut saja Mamen (cewek) saat itu kami sedang break karena ada yang mendonorkan darahnya untuk pacet (lintah). Dia tiba-tiba bilang ngantuk, lah panik dong (dikira Hipotermia) terus kita suruh duduk sebentar malah tambah pucet mau pingsan nih (batin gue). Kemudian kita coba kasih pertolongan pertama, diberi minum, roti, awalnya gak mau makan kita paksa bareng-bareng (paksa makan roti) malah dia manjawab : "mau mutah" lah gue kan belum ngapa-ngapain, bukan-bukan itu maksudnya. Justru kalau bisa mutah malah lega kata bang tongik, meskipun tidak jadi mutah. Akhirnya setelah perutnya terisi makanan dia sudah mulai sehat dan dapat melanjutkan perjalanan. Nampaknya di hanya kelaparan karena belum makan sejak siang.

Sekitar pukul 21.30 kita sampai di perumasan tepatnya di Rumahnya Biyung. Beliau adalah salah satu warga desa disana yang terletak di tengah kebun teh, dan kami dari SMA 1 Demak memang sudah biasa nge-camp di sana saat akan mendaki ke gunung Ungaran. Bahkan beliau sudah akrab dengan Bang Tongik dan anak PA lain karena memang sering kesana. Namun saat itu Biyung sedang sakit, semoga saat tulisan ini gue post beliau sudah sehat, Amien.

saat di rumah Biyung, pada makan

Saat sampai di sana kami langsung bersih-bersih, menunaikan kewajiban, makan dan setelah itu kami tidur, karena harus bangun pukul 02.00 untuk melanjutkan perjalanan di puncak. Tempat tidur yang awalnya sudah terbagi untuk Cowok dan Cewek. Namun karena adanya emasipasi batasan tersebut menjadi klise. Semua terjadi begitu cepat gue gak dapat tempat yang dimaksud. Sepertinya posisi yang paling rawan adalah Itang karena berada di area perbatasan. Tetapi sampai kami semua bangun, kondisi masih aman karena semua tidur dan tidak terjadi hal-hal yang diinginkan sehingga semua bangun dengan bahagia *halah.

setelah itu kami langsung menyiapkan barang untuk ke puncak. Tapi karena sudah terlalu larut sekian dulu ya ceritanya ..............

#To Be Continue Part II , Coming Soon

Powered By Blogger